Tutup Buku
Beberapa Sajak Cinta Buat Kekasih
Buatku menulis puisi cinta itu paling sulit
Aku lebih familier dengan tragedi
Atau sajak-sajak patah hati
Makanya sekarang aku tak lagi suka menulis
Karena aku tak punya bahan bersedih
Aku kemudian berlatih menenun
Memasukkan benang pakan
Yang terangkai dari memori tentangmu
Secara melintang
Melewati benang-benang lungsin
Yang menegaskan ribuan hal kecil
lalu menjadikannya kamu, satu
dan aku lah seorang beruntung
Bisa mendapati dirimu yang arbitrer,
Kain tenun yang tak berpola
Tapi indah, selalu indah
Payah
Fauzan bilang Budi itu jenius
Segalanya dia tau,
Tapi cuma satu yang tak ia pahami,
Persoalan wanita
Kompetitif
Beberapa hari lalu,
Ku dengar di belakang gang madrasah
Anak-anak bercerita soal hobi
Tidak seru didengar,
Saut-sautan seperti malam takbiran
Aku rasa kalau mau banding-banding
Tetap aku jawaranya
Hobiku melimpah,
Aku gemar menyisiri rambut panjang,
Menggosokan jemari pada telapak yang rusak,
Jadi pengarah jalan insinyur geodesi yang buta arah,
Bawakan susu pisang atau teh kotak,
Sampai pandangi es krim tumpah di tangan.
Sebenarnya bukan perkara sulit jika dilakukan
Tapi temukan lelakinya, butuh 20an tahun!
Gila! Angkat tangan!
Pemuda Serikat Buruh
Kalau kau tanya apa yang paling ku suka tentangmu,
takkan ku jawab karena kau seorang intelektual,
bukan tentang wajahmu yang tegas,
bukan pula pribadimu,
bukan kelakarmu,
apalagi rayuanmu.
Aku suka telapak tanganmu
Rusak, kasar, gelap
Sudah pasti kerah biru.