Perempuan yang Diuji

Ravinska Minerva Azura
1 min readMar 31, 2023

Sudah menginjak hari ke 9 puasa, dan hari ini hari Jumat. Hari yang baik. Badanku dari pagi kelelahan, kepalaku juga tidak pernah berhenti berpikir, ketakutanku semakin menggerogoti. Jenaka adalah ketika memikirkan kembali tentang kesulitan orang-orang dengan privilese tinggi, ialah yang tak lain sibuk mencari kesukaran bagi dirinya sendiri. Ketika merefleksikan hal tersebut aku termenung menatap cermin. Kesulitan yang dibuat oleh diri sendiri, agar merasa hidupnya mirip dengan orang yang mutlak sulitnya.

Ah Tuhan memang begitu adil ketika merancang semua pola ini, semua diberi kesulitan yang berbeda-beda, tapi rata. Kepalaku diringankan ketika kembali tunduk dengan sepenuh hati di hadapanmu. Di bawah terangnya bulan, dikelilingi suara jangkrik dan kodok. Surat ke 60 dimana aku disuruh henti dan pahami. Aku baca berulang dan kemudian menelisik. Tepat dua kali ayat ini diulang dengan penegasan di akhir, “Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Aku kemudian paham, Ia selalu beri tanda, begitu jelas terpampang. Mengingatkan aku kembali dengan tulisanku di tahun 2019.

Si Buta

Tuhan baik, mempertemukan kebutuhan
bukan keinginan, dan jika ia pun sengaja
melembutkan yang keras,
semoga bukan kebetulan

dalam rencananya, ada ribuan aku
yang meminta ditunjukkan satu tanda
untuk memperjelas keberadaannya

dan pada jalannya,
tanda-tanda terpampang jelas menuju kepada satu
(meski abstrak)

Dan akulah orang yang mereka bilang buta

--

--

Ravinska Minerva Azura

kemelut isinya gurauan yang tidak lucu. ia bekerja sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahananku. kurang penting