Konsensus
Satu jari menyentuh jari lainnya,
Lalu dua, tiga, sampai lima
Tapi empatnya kemana?
Menjadi mata yang saling menatap
Kita sejak dilahirkan dikutuk untuk menyakiti
Menghadiahkan luka yang abadi
Lewat episiotomi bagi yang beruntung
dan sisanya sayatan perut
Kemudian beranjak lukai yang lain
Seperti hati, atau paru
Atau bekas kekasih yang terapi psikiatri
Di telingamu aku berbisik
Cinta kita tidak biasa
Menjelma proses iteratif
Tanpa kata-kata manis
Ia berbentuk tagihan makan
Celetukan konyol
Gado-gado Tengku Angkasa
Dan obsesi kencing kelinci
Kamu mengecup tanganku
Dan sepakat
aku dan kamu saling mencinta