Bogor Kok Tak Hujan?

Ravinska Minerva Azura
1 min readJul 13, 2022

Aku berjalan mengelilingi tugu kujang
Gemerlap cahaya sinarnya terpantul
kubangan air mungkin hujan
Lihat lelaki tidur memeluk
kakinya tak bersandal di halte
Tengok di sampingnya ada karung

"Kiri ya", "Di sini neng?"

Supir angkot yang ramah selalu sumringah
Ramai teriaki rekannya dan ucapkan,
"Rezeki mengalir kepada mereka yang tak ngetem!"
Tak lupa kepada penumpang yang berdesakkan,
"Semoga berbahagia selamat sampai rumah!"

Aku kembali berjalan di teriknya malam
dari sengatan PJU di atas kepala
Kain beludru tutupi dada
Entah kamu masih menuntunku perlahan
Menunda akhir lalu meminta maaf
Kepalaku berujar itu repetisi yang basi
Tapi tetap lahap kita konsumsi

Dua kasir toko bergosip soal kecelakaan
Sedangkan sahabatku tentang perpisahan
Aku banyak termenung dan sakit perut
Teringat suami istri penjual pecel lele yang harmoni
dan usapan lembut yang kikuk pada rambut

Aku bersaksi bahwa cinta merupa anugerah lahiriah!
Derita adalah bagian hakiki darinya pula
Juli berima akhir tak sempurna dengan apati
Sebagaimana biru dengan kelabu
Juga aku dengan kamu

--

--

Ravinska Minerva Azura

kemelut isinya gurauan yang tidak lucu. ia bekerja sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahananku. kurang penting