26 Tahun

Ravinska Minerva Azura
1 min readJun 2, 2024

Kehidupan sehari-hari rasanya seperti simulasi. Saya seperti orang yang tak memiliki beban moral. Saya menjadi orang yang tak lagi menyuarakan ketidakadilan. Saya menjadi orang yang lupa diri. Akhirnya saya menjadi orang yang saya bangsat-bangsati dulu, mereka yang tak berada dalam masalah sehingga mencari masalah tak penting untuk diurusi. Saya kasihan sama diri saya sendiri.

Ketika berada di tempat yang jauh, ternyata rasanya semakin tak berdaya. Urusan di rumah makin semrawut, RUU makin tak jelas, kakak-adik dikasi karpet merah, harga dolar naik tak karuan, Palestina makin berdarah. Saya bingung kok bisa mayoritas pikir kehidupan mereka ada yang pedulikan? Anggap saya paranoid, tapi saya percaya ini cuma hitung mundur hingga jarak antara si paling kaya dan miskin di sini makin jauh. Ketimpangan makin merajalela. Raja-raja kecil makin banyak jumlahnya. Ah tai 26 tahun ini basi sekali.

Dari segala realisasi, pada umur 25 tahun, saya pikir sepertiga hidup saya sudah terjalani (mengutip angka harapan hidup masyarakat Kota Bandung). Lalu semakin angkanya menjauh dari 25 semakin saya yakin saya tidak yakin bisa hidup dua per tiga tahun lagi.

--

--

Ravinska Minerva Azura

kemelut isinya gurauan yang tidak lucu. ia bekerja sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahananku. kurang penting